The S.I.G.I.T, grup band beraliran rock asal Bandung, tampil di Kridoso, Yogyakarta Jumat malam (9/5), membawakan lagu-lagu beraliran rock. The S.I.G.I.T tampil dengan band pengiring lokal Jogja seperti Dub Youth, Anggisluka, Sandalaras, Jazz Kidding, Sri Redjeki, Dubyouth, Jahanam, dan Oh Nina! Beberapa lagu andalan di album kedua seperti Soul Sister dilantunkan.
Mungkin belum banyak yang tahu grup band asal kota kembang ini. Dibanding dengan seniornya Peterpan, yang juga berasal dari kota yang sama, grup band ini lebih mengusung irama rock dan progresif dalam bermusik.
Lalu kenapa sih pakai nama The S.I.G.I.T? Kalau dari kepanjangannya The S.I.G.I.T yakni Super Insurgent Group Interuperance Talent maksudnya artinya grup dengan talenta masing-masing, talenta khasnya grup dan talenta masing-masing personel. Kalau dimaknai dari katanya memang grup band pemberontak, ya mungkin karena alirannya yang ngerock, mereka memberi nama itu. "Pastinya kita bersyukur dikasih talenta di bidang musik, dari talenta yang ada di teman-teman, kita gabung jadi satu talenta yakni musik rock," kata Adiet salah satu personel.
Band ini terbentuk tahun 2002. Masing-masing personel sudah berteman baik sejak semasa SMP. Tapi kemudian satu per satu mereka mendirikan grup band masing-masing. Hingga pada akhirnya mereka bertemu lagi saat kuliah, dan sepakat membentuk grup band baru yang dinamakan The S.I.G.I.T. Grup yang diawaki empat orang personel Rektivianto Yoewono (vokalis dan gitar), Farri Icksan Wibisana (gitaris), Aditya Bagja Mulyana (bass), dan Donar Armando Ekana (vokalis dan drummer).
Mereka berasal dari perguruan tinggi di Bandung. Rekti saat ini sedang menyelesaikan S2 di Teknik Lingkungan ITB, Adiet sarjana IT dari Universitas Maranatha Bandung. Kalau Achiel Sarjana S1 Arsitektur Universitas Parahyangan sementara Farri sedang studi S2 di jurusan Arsitek ITB. Wah pintar-pintar yah, calon master yang jago di bidang musik.
KONSER YANG MEMUASKAN RIBUAN PENGGEMAR .......
bravo THE_sigit
salam buat The Insurgent Army di seluruh dunia
"VISIBLE Idea of Perfection" adalah debut full album band indie asal Bandung The Super Insurgent Group of Intemperance Talent, biasa disingkat The S.I.G.I.T, yang dirilis di Indonesia dan Australia tiga tahun lalu. Sabtu (20/6) malam, The S.I.G.I.T tampil memuaskan dalam konser tunggal bertajuk "The Dyslexia Concert" di The Venue Eldorado Bandung, yang sekaligus dijadikan momentum untuk meluncurkan minialbum (EP) terbaru mereka yang berjudul "Hertz Dyslexia". Konser ini seakan menjawab apa gerangan "Visible Idea of Perfection" ala The S.I.G.I.T.
Vokalis The S.I.G.I.T, Rektivianto Yoewono alias Rekti, sudah punya pengharapan seperti itu. Kendati mengaku deg-degan, siang hari sebelum pelaksanaan konser, Rekti yang setia dengan rambut panjang lurusnya ini merasa optimistis. "Iya, ’Visible Idea of Perfection’ itu salah satu cita-cita kami, di samping masih banyak cita-cita yang lain," kata Rekti, saat ditemui di Jln. Setiabudhi 56 Bandung, Sabtu (20/6).
Rekti (vokal), Adit Bagja (bas), Donar Armando Ekana alias Acil (drum), dan Farri (gitar) boleh berbangga. Tiga ribu tiket yang disebar, ludes terjual. Pukul 21.05 WIB, kehadiran The S.I.G.I.T langsung mendapatkan sambutan meriah. Penonton yang sebelumnya sudah dihibur dengan penampilan band pembuka seperti Speaker 1st, Monkey to Millionaire, dan Jack & Four Men, dientak dengan single "Black Amplifier", yang seakan menjadi lagu kebangsaan The Insurgent Army (sebutan untuk fans The S.I.G.I.T).
Lagu pembuka tersebut (yang juga jadi track pertama di album "Visible Idea of Perfection") sukses menjadi sapaan hangat. Liukan gitar Farri dan teriakan Rekti mengajak The Insurgent Army menelusuri tempo cepat. Mencoba memberi komando terhadap lagu-lagu yang akan disuguhkan The S.I.G.I.T sesudahnya.
Lagu-lagu yang berasal dari dua minialbum dan full album The S.I.G.I.T bergantian disuarakan. Mereka membagi pertunjukan malam tadi menjadi tiga sesi. Sesi pertama yang mayoritas berisi lagu yang populer di album perdana The S.I.G.I.T seperti "Let It Go", "Horse", "Save Me", dan "No Hook".
Jeda sejenak, The Insurgent Army dibuai dengan suasana yang mendadak melankolis. Raungan gitar elektrik berganti akustik. Mereka menyanyikan reffrain "Black Amplifier" dan dinding hitam yang mengelilingi penonton pun dihiasi hiasan bintang biru dan putih.
Sesi kedua mulus dibawakan secara akustik. Lagu-lagu seperti "Provocateur", "New Generation", "Live in New York", berbuah koor panjang penonton. The S.I.G.I.T menyisipkan satu lagu yang milik rocker Inggris Neil Young, "Only Love Can Break Your Heart", yang juga merupakan lagu favorit Rekti.
Sesi ketiga berlangsung lebih liar. Akustik kembali digantikan elektrik. Single-single seperti "Alright", "Up and Down", "The Party", "Bhang", "Midnight Mosque Song", dan "Did I Ask Your Opinion" yang merupakan soundtrack dari film "Catatan Akhir Sekolah", dibawakan Rekti dkk. "Nowhere End" menjadi pamungkas malam itu, setelah sebelumnya dari atas panggung personel The S.I.G.I.T melemparkan puluhan tamborin kepada penonton, untuk mengiringi mereka bernyanyi.
Penonton kembali bergabung dalam jamming raksasa saat "Clove Doper" dan "Soul Sister" dinyanyikan sebagai encore. Suasana terus memanas hingga "Money Making" menjadi klimaks penampilan The S.I.G.I.T di kota kelahirannya.